watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BERCINTA DENGAN ARDI

Beberapa hari setelah aku berkenalan (dan
bercinta) dengan Ardi, pernikahan sepupuku
sudah semakin dekat, tinggal sekitar dua minggu
lagi. Kakiku terasa capai sekali, hari itu kami pergi
mengepas wedding dress dan dress untukku
sebagai pagar ayu. Sekalian kami berdua
mencoba macam-macam anting, gelang, kalung,
aksesoris yang melengkapi dress kami. Asyik
sekali rasanya berbelanja dan mencoba berbagai
macam barang2 di butik itu. Ketika menyadari
bahwa ukuran tubuh kami ternyata sama, aku
sengaja mencoba memakai wedding dress
sepupuku. Berdiri di depan kaca, mengenakan
gaun yang sangat cantik dan elegan, aku baru
menyadari betapa putihnya dress, sepatu, bahkan
pakaian dalam untuk perkawinan itu.
Menurut tradisi, warna putih itu menandakan
kesucian calon pengantin dalam memasuki hidup
pernikahan. Di lain pihak, aku sudah sangat jauh
sekali dari kesucian yang ideal itu. Entah sudah
berapa cowok yang sudah mengenalku dengan
sangat intim, entah berapa cowok yang sudah
melihat tubuhku dan berbagi kenikmatan seks
denganku. Melihatku bengong di depan kaca, Eva
sepupuku berkomentar,"Kamu kelihatan cantik
sekali ness.. Kalo aku jadi cowok sih pasti udah
gua perkosa elu sekarang juga hahaa".
Aku ikut tertawa sambil tersipu mendengar pujian
Eva.
Malam itu aku menceritakan pengalaman hari itu
di buku diaryku, membandingkan hidupku
dengan hidup Eva yang sepertinya tidak pernah
berbuat salah, sesuai dengan norma-norma
hidup di Indonesia. Aku mencoba menghitung-
hitung jumlah cowok yang pernah tidur
denganku, ketika tiba-tiba ponselku berdering.
"Halo"
"Hei non! ini Ardi. Udah lupa ama gua yah ? koq
engga nelepon-nelepon"
Aku tersenyum mendengar Ardi yang nyerocos.
"Sori nih.. maklum sibuk persiapan nikahan kan..
"
"Ya udah.. gua ampunin. Malem ini ada rencana
ngapain engga ? "
"Malem ini ? mo ngapain dulu.. ayoooo.. "
"Rencana gua sih mau ngasih obat perangsang ke
elo, terus kita maen sampe pagi.... ato mau gua
telepon Eko juga, terus kita maen bertiga sampe
pagi ? hahaaaa", Ardi tertawa.
"Lho.. kirain gua takut ? Udah ah.. ngomong
sembarangan. Gua datang ke rumah elo deh"
"Oke non.. jangan lama-lama yah.. gua udah
horni nih"
Sejam kemudian aku tiba di rumah Ardi
mengenakan kemeja hitam yang agak pas, dan
rok mini jeans, kira-kira seperti foto yang di
kanan. . Rambutku diponi ke belakang. Memang
agak seksi, toh kami agaknya tidak akan
mengenakan baju lagi begitu aku masuk ke
rumah Ardi.
Ternyata tebakanku tepat, Ardi menarik tanganku
dengan tergesa-gesa menuju kamar tidur utama.
Kami langsung menelanjangi satu sama lain,
saling berciuman dengan penuh nafsu. Entah
mengapa Ardi melarangku melepaskan rok mini
itu.
Tubuh kami berhadapan, dan aku duduk di
pangkuan Ardi. Lengan Ardi yang kokoh
meremas pantatku di bawah kain rok dan
memutar-mutar pinggulku. Kami berdua
bersenggama dengan terburu-buru demi
menuntaskan nafsu.
Seperti berlomba-lomba saling bersetubuh
menuju orgasme. Hanya suara pinggulku beradu
dengan paha Ardi terdengar di ruangan itu.
Tiba-tiba Ardi dengan keras memeluk tubuhku,
terasa kemaluannya mengeras di dalam tubuhku
dan cairan hangat mengalir ke dalam rahimku.
Seksi sekali rasanya ada cowok yang berorgasme
di dalam tubuhku.
Kami berdua berbaring berpelukan di ranjang
Ardi sambil mengejar napas. Tanpa sengaja aku
tertidur, saking capainya berdiri seharian. Saat aku
bangun, Ardi terdengar sedang berbicara di
telepon di ruang tamu. Dengan cepat dia
menyudahi pembicaraan itu ketika aku berjalan ke
luar sambil mengenakan bra dan kemejaku
kembali. Ardi memeluk tubuhku dan mencium
bibirku,"Kok udah mau pulang lagi non ?"
"Ya.. nanti dicariin mama lagi. Kan engga enak
mesti bohong terus"
"Engg.. bentar lagi deh.. duduk dulu bentar. Mau
minum?"
"boleh dong.. "
Ardi berjalan ke dapur mengambil segelas air es.
Aku duduk di sofa sambil menyalakan teve. Tidak
semenit kemudian, dengan agak terburu-buru,
Ardi sudah kembali dengan air es-nya. Naluri-ku
merasakan ada sesuatu yang aneh..
Dengan haus aku meminum habis segelas besar
air es itu, aku masih belum terbiasa dengan cuaca
panas Jakarta yang membuatku capai setiap hari.
Kami berdua duduk kembali di depan tv, lengan
Ardi merangkul pundak ku. Tanpa terasa,
tubuhku perlahan-lahan mulai menghangat dan
makin terasa sensitif. Aku merasa gelisah sekali
dan semakin lama semakin terangsang. Aku
menoleh ke Ardi, dan menyadari bahwa dia
memasukkan obat perangsang ke air es yang
baru kuminum.
Ardi hanya tersenyum,"Ronde kedua ness ?"
Aku hanya bisa mengangguk, Ardi dengan
lengan-nya yang kuat mengangkat tubuhku ke
ranjang. Dengan cepat Ardi melucuti pakaianku,
kecuali rok mini itu. Kami mulai berciuman sambil
meraba-raba tubuh satu sama lain, ketika tiba-tiba
bel pintu berbunyi.
"sssh.. biarin aja di"
"engga bisa non.. ini kan surprise buatmu"
Tanpa banyak bicara lagi Ardi mengambil semua
pakaian kami di lantai dan pergi membuka pintu.
Karena obat terangsang itu, aku terus terang
sudah tidak tahan, perlu memuaskan diriku
secepatnya. Kututup pintu kamar tidur itu, dan
aku mulai menggosok-gosok kemaluanku sendiri.
Sedang asyik-asyiknya aku bermasturbasi, tiba-
tiba pintu kamar tidur terbuka. Ardi dan Eko
berjalan masuk ke kamar tidur.
"Wah.. emang hot banget nih, untung banget elu
di, sempet-sempet pake dia beberapa kali"
"Makanya gua sekarang bagi-bagi sama elu nih
hahahaa"
Sialan Ardi.. kukira dia cowok baik-baik.. ternyata
malah mengumpankan tubuhku ke temannya.
Eko berdecak kagum,"Mmmm.. Ness, gua
pokoknya bakal ngentotin elu semaleman.. Elu
cewek bispak yah.. dateng-dateng ke rumah
cowok malem pake rok pendek kaya gitu"
Mukaku memerah karena malu..
Mereka berdua sedang melepaskan celana
panjang masing-masing ketika aku memutuskan
aku tidak akan membiarkan diriku diperkosa
seperti ini oleh kedua monyet itu.. Dengan cepat
aku lari ke ruang tamu sementara mereka berdua
tidak bisa mengejar terhalang celana panjang.
Aku mengambil tas kecilku dan segera lari keluar
topless. Darahku berdesir-desir akibat obat
perangsang, selangkanganku serasa sensitif
sekali. Untung kaca mobilku gelap sekali, tidak ada
yang bisa melihatku setengah telanjang di mobil.
Di tengah memacu mobil pulang, dan obat
perangsang sibuk bekerja di tubuhku, aku
menyadari bahwa aku tidak bisa pulang dalam
keadaan seperti ini. Pasti mama & papaku
mengira aku minum narkoba atau obat terlarang
lain.
Dalam keadaan setengah teler, sangat terangsang,
ada beberapa kemungkinan yang terpikir :
pergi ke klub malam, mencari cowok lain untuk
menuntaskan nafsuku sampai efek obat ini
hilang..
atau...
aku bisa menelepon Indra, yang pulang tahun
lalu.. tokh dia sudah sering tidur denganku.
Dengan tangan yang gemetar, aku menelepon
Indra. Indra kaget sekali mendengar suaraku di
telepon, apalagi ketika aku meminta datang
malam itu juga.
Aku tiba di apartemen Indra sekitar jam 11-an.
Indra hanya bisa melongo melihat tubuhku yang
topless. Dengan terburu-buru aku masuk dan
menutup pintu. Saking terangsangnya, aku
segera meloroti celana Indra tanpa ba-bi-bu.
"Dra, jangan banyak tanya, ntar aku jelasin. Just
fuck me now"
Indra hanya nyengir membiarkanku naik ke atas
tubuhnya yang terlentang di lantai ruang tamu.
Enak sekali rasanya menunggangi kemaluan pria
seperti itu. Tubuh Indra masih berotot seperti
tahun lalu, terakhir kalinya aku bertemu. Pantatku
bergoyang-goyang, seperti menggaruk rasa gatal
di dalam kemaluanku dengan penis Indra.
Dengan cepat orgasme datang menghantamku
penuh kepuasan. Memek-ku mencengkeram
kemaluan Indra dengan keras.
Dengan sabarnya Indra membiarkanku
menyelesaikan orgasme itu, lalu ia berdiri
memangku tubuhku yang masih ditancap
dengan kemaluannya. Kami berdua masih ke
kamar tidur dan bertiduran sebentar.
Ketika nafsuku bangkit kembali, dengan cepat
Indra memasukkan kembali penisnya, berulang
kali kami berdua bersenggama malam itu, sampai
sekitar jam 1, ketika akhirnya efek obat itu sudah
tidak terasa kemudian. Hanya kemaluanku yang
terasa lecet-lecet dan bengkak.
Kami berdua berciuman lama sekali di pintu
rumah Indra. Aku hanya mengenakan t-shirt
pinjaman, dan rok mini. Udara Jakarta yang gerah
membuatku berkeringat, t-shirt itu sudah hampir
transparan ketika aku tiba kembali di rumah.
Untung papa-mama sudah tidur, aku segera
mandi dan membersihkan sisa-sisa sperma Ardi
dan Indra.


Adult | GO HOME | Exit
1/1449
U-ON

inc Powered by Xtgem.com